
Pemerintah Indonesia tidak henti-hentinya menunjukkan komitmen kuat dalam menyediakan hunian layak untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Usai bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka pada Rabu, 30 Juli 2025, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, memaparkan sejumlah kebijakan strategis yang menempatkan kesejahteraan rakyat sebagai prioritas utama dalam program perumahan subsidi.
Maruarar Sirait menegaskan bahwa di bawah pemerintahan Presiden Prabowo, masyarakat berpenghasilan rendah mendapatkan “karpet merah”, sebuah perlakuan istimewa yang sebelumnya lebih dikenal untuk investor. “Kita kenal biasanya karpet merah itu hanya buat investor, tetapi di pemerintahan Presiden Prabowo diberikan kepada rakyat berpenghasilan rendah,” ujarnya di hadapan awak media.
Sebagai wujud nyata dari kebijakan ini, pemerintah menetapkan pembebasan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), serta Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hingga Desember 2025.
“BPHTB itu biasanya bayar 5 persen, ini sekarang nol persen. Kemudian PBG (Persetujuan Bangunan Gedung) juga dibuat nol. Yang ketiga, PPN ditanggung pemerintah. Awalnya kebijakan ini berlaku dari Januari sampai Juni dan telah dilaksanakan. Baru-baru ini, Menko Perekonomian dan Ibu Menteri Keuangan sudah memutuskan untuk melanjutkan kebijakan sampai Desember ini secara gratis,” jelas Maruarar.
Selain dukungan pemerintah, Maruarar mengapresiasi kontribusi para pengusaha properti yang menunjukkan semangat gotong royong. Mereka berkomitmen menanggung uang muka (DP) untuk peserta BPJS Ketenagakerjaan. “Para pengusaha ini luar biasa, mereka berbagi dengan cara membayarkan DP-nya, jadi DP-nya gratis, khusus buat anggota BPJS Ketenagakerjaan,” ungkapnya.
Fenomena ini, menurut Maruarar, merepresentasikan praktik nyata “Berbaginomics” yang sejalan dengan semangat gotong royong, fondasi kuat dalam budaya Indonesia. Dukungan dari program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) perusahaan besar juga tidak kalah pentingnya, mempercepat realisasi program perumahan rakyat.
“Gotong royong sudah mulai terjadi,” pungkas Maruarar.
Dengan langkah-langkah konkret ini, pemerintah memastikan bahwa akses terhadap hunian layak bukan lagi impian bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Melalui kebijakan progresif dan kolaborasi dengan sektor swasta, Indonesia bergerak menuju masa depan yang lebih inklusif dan sejahtera.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor