
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2025 sebesar 5,12 persen (year-on-year/yoy). Pertumbuhan ini tercatat di seluruh sektor usaha, menunjukkan perkembangan positif dalam perekonomian negara.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menciptakan ekosistem yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Langkah ini melibatkan berbagai komponen seperti konsumsi pemerintah, konsumsi rumah tangga, dan investasi.
“Pemerintah berkewajiban untuk menciptakan ekosistem yang memungkinkan semua komponen tersebut bertumbuh,” ungkap Mensesneg pada Selasa, 5 Agustus 2025 di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
Paket stimulus ekonomi senilai Rp24,44 triliun yang dirilis pemerintah pada Juni 2025 bertujuan untuk mempertahankan laju pertumbuhan dan memperkuat stabilitas ekonomi nasional.
Pemerintah juga fokus pada peningkatan efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Langkah ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kita harus terus bekerja untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, lebih optimal dalam mempromosikan investasi, dan meminimalisir kebocoran di semua sektor dan lini,” tambahnya.
Dalam pernyataan terpisah, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II-2025 sebesar 5,12 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sektor jasa lainnya mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 11,31 persen, diikuti oleh jasa perusahaan, transportasi dan pergudangan, serta penyediaan akomodasi dan makanan serta minuman.
“Pertumbuhan tertinggi dicatatkan oleh sektor jasa lainnya, yang tumbuh 11,31 persen, didorong oleh peningkatan jumlah pengunjung tempat rekreasi serta perjalanan wisatawan domestik dan mancanegara,” jelas Edy di Jakarta, Selasa, 5 Agustus 2025.
Pada sisi pengeluaran, hampir semua komponen menunjukkan pertumbuhan. Ekspor barang dan jasa mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 10,67 persen. Komponen pengeluaran lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto juga mencatat pertumbuhan, masing-masing sebesar 7,82 persen dan 6,99 persen. Konsumsi rumah tangga meningkat 4,97 persen. Sebaliknya, impor barang dan jasa, yang mengurangi produk domestik bruto (PDB), tumbuh sebesar 11,65 persen.
By: HUMAS BPS/UN – Humas Kemensetneg
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor