admin
November 29, 2025 9:44 am
.
2 min read
Pada Puncak Peringatan Hari Guru Nasional 2025, tiga sosok guru menjadi sorotan. Mereka adalah Syifa Urrachmah, Koko Triantoro, dan Umi Salamah, yang menunjukkan bahwa pengabdian besar bisa lahir dari ruang sederhana. Dari Aceh hingga Banyumas, dedikasi mereka tercermin melalui Anugerah Guru Indonesia 2025.
Anugerah ini diberikan kepada mereka yang menunjukkan inovasi, dedikasi, dan kontribusi dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Tahun ini, tiga guru luar biasa terpilih sebagai penerima penghargaan prestisius ini.
Syifa Urrachmah, guru muda penyandang disabilitas netra, mengabdikan diri di SLBN Banda Aceh. Ia percaya teknologi bisa membuka peluang baru bagi siswa tunanetra. Dengan menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), Syifa berkomitmen memperluas akses pendidikan inklusif.
“Keterbatasan bukanlah batas. Mari membuka diri dan dunia akan menyambut hangat,” tutur Syifa.
Koko Triantoro, Kepala SDN Embacang Lama, Sumatra Selatan, tidak sekadar mengajar di kelas. Berbagai kampanye dan kolaborasi ia gagas untuk mengurangi kesenjangan pendidikan di daerah terpencil, termasuk program pemberantasan buta baca.
“Saya tergerak meminimalisir kesenjangan pendidikan di wilayah terpencil,” ungkap Koko.
Umi Salamah, Kepala PKBM Banyumas, membuka rumahnya untuk pendidikan nonformal selama tiga dekade. Ia mendirikan berbagai program, mulai dari PAUD hingga Pondok Pesantren ABK, untuk memenuhi kebutuhan pendidikan inklusif di wilayahnya.
“Rumah saya adalah pusat kegiatan belajar, dan kini kami telah memiliki gedung sendiri,” ungkap Umi.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor
Jangan Tampilkan Lagi
Ya, Saya Mau !
