
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa Sekolah Rakyat secara resmi dimulai serentak di 63 lokasi di Indonesia pada Senin, 14 Juli 2025. Acara pembukaan MPLS dipusatkan di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10 Kabupaten Bogor, yang berlokasi di Sentra Terpadu Inten Soewono (STIS) Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, menyatakan bahwa ada 63 titik operasional yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan pembagian 13 lokasi di Sumatra, 34 lokasi di Jawa, 3 lokasi di Bali dan Nusa Tenggara, 2 lokasi di Kalimantan, 8 lokasi di Sulawesi, 2 lokasi di Maluku, dan 1 lokasi di Papua.
Sebanyak 256 rombongan belajar (rombel) tersebar di 63 titik tersebut, terdiri dari 3 rombel tingkat SD, 112 rombel tingkat SMP, dan 141 rombel tingkat SMA. Total siswa yang terdaftar adalah 6.130 orang, terdiri dari 75 siswa tingkat SD, 2.800 siswa tingkat SMP, dan 3.225 siswa tingkat SMA.
Sekolah Rakyat merupakan inisiatif Presiden Prabowo Subianto sebagai bagian dari strategi besar untuk memutus mata rantai kemiskinan dengan menyediakan akses pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Program ini ditujukan untuk menyiapkan generasi penerus yang unggul dan kompetitif menuju Indonesia Emas 2045.
Penyelenggaraan Sekolah Rakyat adalah hasil kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah. Menteri Sosial mengapresiasi semua pihak yang berperan dalam mewujudkan gagasan Presiden. Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Abdul Muhaimin Iskandar, juga memuji langkah cepat semua pihak dalam mewujudkan program ini.
Sekolah Rakyat mengusung konsep berasrama dan pendidikan gratis, mencakup jenjang pendidikan SD, SMP, hingga SMA. Siswa mengikuti pelajaran formal di siang hari dan pelajaran karakter di malam hari. Kurikulum mencakup nilai-nilai agama, kepemimpinan, dan keterampilan hidup.
Sistem pembelajaran di Sekolah Rakyat mengadopsi fitur Learning Management System yang terintegrasi dengan modul pembelajaran digital, guna menjangkau anak-anak di daerah terpencil.
Sebelum MPLS dimulai, para siswa akan menjalani Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk memastikan kesehatan mereka. Selain itu, 37 titik tambahan akan memulai MPLS akhir Juli 2025, dan sebanyak 100 titik lagi direncanakan mulai beroperasi pada tahun ajaran 2025/2026, memanfaatkan balai latihan kerja (BLK) dari Kementerian Ketenagakerjaan. Program ini diharapkan dapat memberikan akses pendidikan untuk lebih dari 20 ribu siswa dari keluarga miskin.
Pada pembukaan MPLS Sekolah Rakyat, sejumlah pejabat hadir, antara lain Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyantini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan beberapa pejabat lainnya.
Dengan program Sekolah Rakyat ini, diharapkan dapat terwujud pendidikan yang inklusif dan berkualitas untuk seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor